DOKUMENTASI KEPERAWATAN
(DIAGNOSA KEPERAWATAN)
1. MUHAMMAD
NAHARUDDIN 6. AMALIA
RAMADHANI AMRAH
2. AHMAD
HAMZAH 7.
HILDA
3. IGNASIUS 8.
ALVIYANA.S
4. EKA
KUMALASARI 9.
HARDIANTI
5. HASLINDA
SYAHARUDDIN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
MAKASSAR
PRODI KEPERAWATAN PAREPARE
TAHUN AKADEMIK 2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan tugas makalah Dokumentasi Keperawatan dengan pokok bahasan tentang Diagnosa Keperawatan tepat
pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini
masih jauh dari kesempurnaan. Seperti kata pepatah
"tak ada gading yang tak retak", oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari semua
kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
Ucapkan terima
kasih kami kepada semua
pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
Parepare,
10 Sepetember 2012
PENYUSUN
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Diagnosa
keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga, atau
masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
aktual atau potensial (NANDA, 1990). Diagnosa keperawatan memberikan dasar
pemilihan intervensi yang menjadi
tanggung gugat perawat. Perumusan diagnosa keperawatan adalah bagaimana
diagnosa keperawatan digunakan dalam proses pemecahan masalah. Melalui
identifikasi, dapat digambarkan berbagai masalah keperawatan yang membutuhkan
asuhan keperawatan. Di samping itu, dengan menentukan atau menyelidiki etiologi
masalah, akan dapat dijumpai faktor yang menjadi kendala dan penyebabnya.
Dengan menggambarkan tanda dan gejala, akan memperkuat masalah yang ada.
Dokumentasi keperawatan merupakan
catatan tentang penilaian klinis dari respons individu, keluarga, atau
komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan baik aktual maupun
potensial.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud
dengan diagnose keperawatan?
2. Apa pentingnya
pencatatan diagnose keperawatan?
3. Apa tujuan pencatatan
diagnose keperawatan?
4. Jelaskan
komponen-komponen rumusan diagnose keperawatan!
5. Jelaskan persyaratan
diagnose keperawatan!
6. Jelaskan prioritas
diagnose keperawatan!
7.Jelaskan pengetahuan dan kemampuan
perawat yang diperlukan untuk penulisan diagnose keperawatan!
8. Jelasakan metode pencatatan
diagnose keperawatan!
9. Apa perbedaan diagnose medis
dengan diagnosa keperawatan?
C. Tujuan
1. Memaparkan pengertian
diagnose keperawatan.
2. Menjelaskan
pentingnya pencatatan diagnose keperawatan.
3. Mengetahui tujuan
pencatatan diagnose keperawatan.
4. Menjelaskan
komponen-komponen rumusan diagnose keperawatan.
5. Menjelaskan
persyaratan diagnose keperawatan.
6. Menjelaskan prioritas
diagnose keperawatan.
7. Menjelaskan pengetahuan dan
kemampuan perawat yang diperlukan untuk penulisan diagnose keperawatan.
8. Menjelaskan metode pencatatan
diagnose keperawatan.
9. Memaparkan perbedaan diagnose
medis dengan diagnosa keperawatan.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan
keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan masyarakat tentang
masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan
pengalamannya, perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi,
mencegah dan merubah status kesehatan klien (Carpenito, 2000; Gordon, 1976
& NANDA).
Diagnosa keperawatan adalah suatu bagian integral dari
proses keperawatan. Hal ini merupakan suatu komponen dari langkah-langkah
analisa, dimana perawat mengidentifikasi respon-respon individu terhadap
masalah-masalah kesehatan yang aktual dan potensial. Dibeberapa negara
mendiagnosa diidentifikasikan dalam tindakan praktik keperawatan sebagai suatu
tanggung jawab legal dari seorang perawat profesional.
Diagnosa keperawatan memberikan dasar petunjuk untuk memberikan terapi yang
pasti dimana perawat bertanggung jawab di dalamnya ( Kim et al, 1984).
Diagnosa keperawatan, sebagai suatu bagian dari proses
keperawatan juga direfleksikan dalam standar praktik ANA. Standar-standar ini
memberikan satu dasar luas mengevaluasi praktik dan merefleksikan pengakuan
hak-hak manusia yang menerima asuhan keperawatan ( ANA, 1980).
B.
Pentingnya Pencatatan Diagnosa Keperawatan
Diagnosa
keperawatan adalah tahap proses keperawatan
yang meliputi: mengidentifikasi masalah pasien yang dapat dipecahkan
(ditangani, dikurangi atau dirubah melalui intervensi kepeawatan dan
manajemen). Diagnose keperawatan memakai pengkajian data sampai label pola
respon pada masalah kesehatan. Diagnose keperawatan sendiri adalah sebuah
pernyataan singkat dalam pertimbangan perawat menggambarkan respon pasien pada
masalah kesehatan actual dan resiko.
Kunci
perumusan yang tepat pada diagnose keperawatan adalah memakai proses “pemecahan
masalah” meliputi 3 komponen yaitu : PES (Problem, etiologi, sign/symtoma)
adalah bermanfaat dalam penyusunan penulisan diagnose keperawatan;
1.
identifikasi masalah, gangguan kesehatan atau kebutuhan perawatan
2.
penyelidikan dan menentukan penyebab masalah.
3. menentukan tanda dan gejala masalah
P :
Problem adalah pernyataan singkat tentang masalah actual atau resiko
kesehatan. Pernyataan yang menyatakan
gangguan kesehatan yang dialami pasien yang berhubungan dengan kebutuhan
pelayanan keperawatan. Sebuah daftar masalah yang mana perawat berwenang menangani
dicantumkan dalam TOXONOMI OF NURSING DIAGNOSES I diterbitkan oleh NANDA. Nanda
telah menggolongkan dan merumuskan standar lebel diagnose, defenisi
karakteristik, intervensinya.
E: Etiologi merupakan ungkapan
singkat yang menunjukkan kemungkinan penyebab atau faktor resiko pada masalah
actual atau masalah resiko pasien. Ini termasuk masalah biopsikososial
spiritual cultural atau pengaruh lingkungan yang menyebabkan timbulnya masalah.
Analisa pengkajian data untuk setiap perawat menentukan rumusan faktor penyebab
timbulnya masalah.
S: Sign dan symptom (tanda dan
gejala) merupakan pernyataan khusus tentang perilaku reaksi pasien yang sesuai
dengan keadaan pasien terhadap masalah tindakan keperawatan atau manajemennya.
Sign dan symptom merupakan data subyektif dan obyektif yang dikumpulkan selama
proses pengkajian.
C. Tujuan Pencatatan Diagnosa Keperawatan
Maksud
pencatatan diagnose keperawatan:
1.Menyampaikan
masalah pasien dalam istilah-istilah yang dapat dimengerti untuk semua perawat.
2.Mengenali
masalah-masalah pasien yang utama pada pengkajian data.
3.Mengenali perkembangan
tindakan keperawatan.
Tipe
Diagnosa Keperawatan :
Diagnosa
keperawatan adalah struktur dan proses. Struktur diagnosa keperawatan
komponennya tergantung pada tipenya, antara lain:
a.Diagnosa
Keperawatan Aktual (Actual Nursing Diagnoses),
Diagnosa keperawatan aktual menyajikan keadaan yang secara klinis telah divalidasi melalui batasan karakteristik mayor yang dapat diidentifikasi. Tipe dari diagnosa keperawatan ini mempunyai empat komponen yaitu label, definisi, batasan karakteristik, dan faktor-faktor yang berhubungan (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).
Diagnosa keperawatan aktual menyajikan keadaan yang secara klinis telah divalidasi melalui batasan karakteristik mayor yang dapat diidentifikasi. Tipe dari diagnosa keperawatan ini mempunyai empat komponen yaitu label, definisi, batasan karakteristik, dan faktor-faktor yang berhubungan (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).
b.Diagnosa
Keperawatan Risiko dan Risiko Tinggi (Risk and High-Risk Nursing Diagnoses), adalah
keputusan klinis bahwa individu, keluarga dan masyarakat sangat rentan untuk
mengalami masalah bila tidak diantisipasi oleh tenaga keperawatan, dibanding
yang lain pada situasi yang sama atau hampir sama (Craven & Hirnle, 2000;
Carpenito, 1997).
c.Diagnosa
Keperawatan Kemungkinan (Possible Nursing Diagnoses), adalah
pernyataan tentang masalah-masalah yang diduga masih memerlukan data tambahan.
Namun banyak perawat-perawat telah diperkenalkan untuk menghindari sesuatu yang
bersifat sementara dan NANDA tidak mengeluarkan diagnosa keperawatan untuk
jenis ini (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).
d.Diagnosa
Keperawatan Sejahtera (Wellness Nursing Diagnoses), adalah ketentuan klinis mengenai
individu, keluarga dan masyarakat dalam transisi dari tingkat kesehatan khusus
ketingkat kesehatan yang lebih baik. Pernyataan diagnostik untuk diagnosa
keperawatan sejahtera merupakan bagian dari pernyataan yang berisikan hanya
sebuah label. Label ini dimulai dengan “Potensial terhadap peningkatan…….”,
diikuti tingkat sejahtera yang lebih tinggi yang dikehendaki oleh individu atau
keluarga, misal “Potensial terhadap peningkatan proses keluarga” (Craven &
Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).
e.Diagnosa
Keperawatan Sindroma (Syndrome Nursing Diagnoses), terdiri dari sekelompok diagnosa
keperawatan aktual atau risiko tinggi yang diduga akan tampak karena suatu
kejadian atau situasi tertentu. NANDA telah menyetujui dua diagnosa keperawatan
sindrom yaitu “Sindrom trauma perkosaan” dan “Risiko terhadap sindrom disuse”
(Carpenito, 1997).
D. Komponen-Komponen Rumusan Diagnosa
Keperawatan
Secara
umum diagnosa keperawatan yang lazim dipergunakan oleh perawat di Indonesia
adalah diagnosa keperawatan aktual dan diagnosa keperawatan risiko atau risiko
tinggi yang dalam perumusannya menggunakan tiga komponen utama dengan merujuk
pada hasil analisa data, meliputi: problem (masalah), etiologi (penyebab), dan
sign/symptom (tanda/ gejala).
Problem (masalah), adalah gambaran keadaan klien dimana tindakan keperawatan
dapat diberikan karena adanya kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal
yang seharusnya tidak terjadi.
Etiologi (penyebab), adalah keadaan yang menunjukkan penyebab terjadinya problem
(masalah).
Sign/symptom (tanda/ gejala), adalah ciri, tanda atau gejala relevan
yang muncul sebagai akibat adanya masalah.
Dalam
perumusannya sebuah diagnosa keperawatan dapat menggunakan 3 komponen atau 2
komponen yang sangat tergantung kepada tipe dari diagnosa keperawatan itu
sendiri. Secara singkat rumusan diagnosa keperawatan dapat disajikan dalam
rumus sebagai berikut:
Diagnosa
keperawatan aktual:
Contoh:
Nyeri kepala akut (Problem) berhubungan dengan peningkatan tekanan dan iritasi
vaskuler serebral (Etiologi) ditandai oleh, mengeluh nyeri kepala, sulit
beristirahat, skala nyeri: 8, wajah tampak menahan nyeri, klien gelisah,
keadaan umum lemah, adanya luka robek akibat trauma pada kepala bagian atas,
nadi: 90 X/ m (Sign/Simptom).
Diagnosa
keperawatan risiko/ risiko tinggi:
Contoh:
Risiko infeksi (Problem) berhubungan dengan adanya luka trauma jaringan
(Etiologi)
Pada
diagnosa risiko, tanda/gejala sering tidak dijumpai hal ini disebabkan kerena
masalah belum terjadi, tetapi mempunyai risiko untuk terjadi apabila tidak
mendapatkan intervensi atau pencegahan dini yang dilakukan oleh perawat.
Contoh
lain penulisan diagnose keperawatan dengan problem dan etiologi :
(1)
Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan intubasi dan sedasi.
a. sifat:
gangguan
b. Masalah:
komunikasi verbal
c. Kata
penghubung: sehubungan dengan
d. Faktor
penyebab: intubasi dan sedasi
(2)
potensial terjadinya hipertermi berhubungan dengan dehidrasi:
a. Sifat:
resiko/resiko tinggi
b. Masalah:
hipertensi
c. Kata
penghubung: sehubungan dengan
d. Faktor
penyebab: dehidrasi
(3)
kecemasan yang mendadak berhubungan dengan ketidaktahuan penyebab.
a.
Sifat: mendadak
b.
Masalah: kecemasan
c.
Kata penghubung: berhubungn dengan
d.
Faktor penyebab: ketidaktahuan
Pada
contoh di atas, dua situasi yang sering terjadi digambarkan pada contoh nomor
1, satu atau lebih faktor penyebab disebutkan pada contoh nomor 3, penyebabnya
adalah ketidaktahuan. Dalam kasus pertama, kunci penyebab ditulis singkat
kemudian penyebab gangguan komunikasi verbal dengan mudah dan lengkap diketahui
oleh orang lain. Pada situasi masalah yang ketiga ditulis tanpa etiologi.
Krenanya hanya perawat akan menyokong observasi mereka kemudian menggambarkan
penyebab itu.
Di
dalam pendokumentasian diagnose
keperawatan biasanya hanya ditulis masalah dan penyebab. System
pendokumentasian membolehkan tanda dan gejala untuk dicatat pada bagian dari
catatan keperawatan. Perawat harus menunjukkan hubungan antara pengkajian data
diagnose keperawatan. Pada contoh di bawah tanda dan gejala dicatat di dalam
data subyektif dan obyektif catatan perawat. Karena itu analisa menunjuk pada
diagnose keperawatan.
Data S: Keadaan tidak makan dan minum
selama 48 jam, muntah terus menerus selama 24 jam, melaporkan demam.
Data O: temperature per oral mencapai
102’F, emesis 2x, kulit kering, membrane mukosa pucat.
Masalah: akut hipertermi sehubungan dengan
emesis dan kurangnya intake oral.
Hanya masalah kesehatan actual dan resiko
dicatat pada catatan keperawatan atau catatan perkembangan. Sebab mereka
menggambarkan diagnose yang memerlukan tindakan keperawatan spesifik. Masalah
kemungkinan boleh dicatat pada rencana tindakan jika perawat ingin melimpahkan
pada staf lain untuk mengobservasi tanda-tanda dan gejala tambahan.
E.
Persyaratan Diagnosa Keperawatan
Persyaratan diagnose keperawatan meliputi:
1. Perumusan harus jelas dan
singkat berdasarkan respon klien terhadap situasi atau keadaan kesehatan yang
sedang dihadapi.
2. Spesifik dan akurat.
3. Merupakan pernyataan dari:
P(Problem) + E(Etiologi) + S(Sign/Simptom) atau P(Problem) + E(Etiologi).
4. Memberikan arahan pada
rencana asuhan keperawatan.
5. Dapat dilaksanakan
intervensi keperawatan oleh perawat.
F.
Prioritas Diagnosa Keperawatan
Menyusun
prioritas sebuah diagnosa keperawatan hendaknya diurutkan sesuai dengan keadaan
dan kebutuhan utama klien, dengan kategori:
1).Berdasarkan
tingkat Kegawatan
a.Keadaan yang mengancam kehidupan.
b.Keadaan yang tidak gawat dan tidak mengancam kehidupan.
c.Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.
a.Keadaan yang mengancam kehidupan.
b.Keadaan yang tidak gawat dan tidak mengancam kehidupan.
c.Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.
2).Berdasarkan
Kebutuhan maslow,yaitu
Kebutuhan fisiologis,kebutuhan keamanan dan keselamatan,kebutuhan mencintai dan
dicintai,kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri.
3). Berdasarkan sarana/sumber yang tersedia.
3). Berdasarkan sarana/sumber yang tersedia.
G. Pengetahuan
dan Kemampuan Perawat yang Diperlukan untuk Penulisan Diagnose Keperawatan
Kemampuan
menyusun diagnosa, menggunakan keseluruhan proses pengkajian memberikan dasar
untuk perumusan diagnose perawatan. Selain itu, banyak buku-buku pedoman pada
topic ini (Gordon 1987, Daenges and moorhous 1988, km,mc farland and Mclane
1987, carpentio 1989). Diagnosa keperawatan menggunakan struktur PES hubungan
pertimbangan perawat tentang masalah klien dan sesuai kebutuhan pelayanan
keperawatan dengan data yang membantu keputusan. Perawat membutuhkan pengalaman
di dalam menggunakan catatan yang luas pada kemungkinan diagnose keperawatan.
Di
dalam tambahan untuk mengetahui istilah, perawat juga membutuhkan pengetahuan
tentang definisi karakteristik yang mendukung setiap istilah diagnose. Definisi
karakteristik terdiri elemen data subyektif dan obyektif, di kelompokkan
bersama untuk contoh-contoh nyata yang dapat di diagnose dan di obati. Definisi
karakteristik mayor adalah elemen data yang harus selalu ada untuk suatu table
diagnose yang di gunakan. Karakteristik minor adalah elemen data yang biasanya,
tetaoi tidak selalu ada. Konsep ini di ilustrasikan dalam contoh berikut :
HIPERTERMI
:
-
Kriteria mayor : suhu oral 37°c, suhu rectal
38°c.
-
Kriteria minor : kulit kemerahan, terasa panas,
nafas cepat, kejang, mengngigil, dehidrasi, lemah, lesu, kuran nafsu makan,
bingung.
GANGGUAN
KOMUNIKASI VERBAL
-
Kriteria mayor : tidak tepatnya pembicaraan,
kemampuan berbicara, tidak ada tanggapan ketika bicara.
-
Kriteria minor : tidak berbicara dengan jelas,
tidak dapat berbicara, bingung.
Pandangan
pengetahuan dan kecakapan menganalisa, perawat harus juga dapat mendeteksi efek
dari atau interaksi antara faktor penyabab dari status penyakit dan status
kesehatan penderita.Pengetahuan mengenai bidang biopsikososial dan spiritual
sangat mempengaruhi status kesehatan penderita adalah hal yang sangat utama.
Perawat harus mengidentifikasi diagnose keperawatan dan kumpulan gejala baik
actual maupun potensial dari suatu penyakit. Diagnosa keperawatan bukan diagnose
penyakit dalam rumah sakit. Keadaan abnormal adalah kumpulan dari gejala-gejala
fisik.
Diagnosa
keperawatan sejalan dengan diagnose medis sebab dapat mengumpulkan gejala dari
keadaan penyakit. Contoh perbedaan diagnose keperawatan dan diagnose medis :
-
Diagnosa medis : gagal jantung bawaan
-
Diagnosa keperawatan : - ketakutan berhubungan dengan ketidakmampuan
bernafas
-gangguan
pertukaran udara berhubungan dengan masalah pernafasan
Kelebihan
volume cairan sehubungan dengan kelebihan cairan dan pemasukan sodium.
Tindakan
medis hanya berdasarkan gejala-gejala dari suatu penyakit. Pengobatan pemenuhan
volume cairan pada masa ini, maka akan di berikan terapi yang meningkatkan
kerja jantung. Tindakan keperawatan yaitu memonitor pemasukan dan pengeluaran
cairan dari pemberian terapi itu, posisi di anggap pasien baik untuk bernafas,
mencatat setiap hari dari hasil pengukuran masalah kelebihan cairan dan
pemberian terapi dalam hal ini adalah salah satu contoh diagnose dan tindakan
kolaborasi.
H. Metode Pencatatan Diagnosa Keperawatan
Diagnosa
keperawatan adalah rencana tindakan untuk mengenal dan memprioritaskan dari
pelayanan perawatan, kecenderungan dan tanggapan dari pasien dan pengaruh
tindakan keperawatan terhadapnya.
Jika
mungkin dalam mengisi catatan keperawatan harus juga tertera dalam diagnose
keperawatan. Jadi dalam hal ini pencatatan diagnose keperawatan sebagai daftar
yang di imuti dengan catatan. Ketika dokumentasi keperawatan akan di mulai dari
catatan keperawatan, informasi tersebut mungkin berubah-ubah dapat di
kembalikan lagi pada pengkajan data; bagian kecil pelaksanaan tindakan
keperawatan pada keputusan meringankan diagnose atau evaluasi reaksi pasien
(pandangan efektif dari tindakan perawatan). Jadi, diagnose
keperawatan adalah mempersatukan bagian dari seluruh proses perawatan.
PETUNJUK
UNTUK PENULISAN DIAGNOSA
1.
Pemakaian PE dan PES (problem, etiologi,
sign/symptom) untuk format diagnose actual, kecuali ketika petugas yang berbeda
mengambil tindakan segera (untuk contoh, tanda dan gejala pencatatan sebelumnya
atau sesudah diagnose).
a. Yakinkan
masalah penyebab utama dalam diagnose sejalan dengan etiologi.
1) Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dn muntah.
2) Kekurangan
akan penambahan pemasukan nutrisi untuk kebutuhan bedrest (memperhatikan
masalah tidak harus menurut kebutuhan).
b. Tulis
pernyataan supaya permaslahan dan etiologi menunjukkan spesifik dan hasil yang
berbeda. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan penekanan pada
alokalisasi. Gangguan komunikasi, contohnya pasien CVA, tidak bisa berbicara.
c. Jika
penyebab tidak dapat ditentukan, menentukan problem dan dokumentasi yang tak
dikenal etiologinya maka diagnosa keperawatan boleh dituliskan pernyataan
komunikasi verbal untuk pasien yang tak diketahui etiologinya.
2.
Catat diagnose keperawatan potensial dalam
sebuah problem/format etiologi.
3.
Pemakaian terminology tetap dengan diagnose
keperawatan dari karangan NANDA. Sehubungan dengan (diantara problem dan
etiologi) dan dibanding dengan (diantara etiologi, sign dan symptom) tergantung
bahasa, jika masalah pasien tidak selesai menurut NANDA. Pernyataan sebuah
diagnose boleh ditulis ringkas berisi permasalahan. Identifikasi kemungkinan
etiologi dan observasi tanda dan gejala dari diagnose keperawatan.
4.
Merujuk pada daftar yang dapat diterima, bentuk
diagnose keperawatan untuk catatan standar dalam saku atau ringkasan.
5.
Mulai pernyataan diagnose dengan mengubah
redaksinya ke dalam suatu keadaan diagnose keperawatan.
6.
Pastikan ada mayor dan penunjang data minor
karakteristik pendefenisian diperoleh dokumentasi bagian pengkajian pasien
untuk menegakkan diagnose keperawatan.
7.
Pernyataan awal dalam perencanaan keperawatan
didaftar masalah dan nama dokumentasi dalam catatan perawatan. Pemakaian
masing-masing diagnose keperawatan sebagai petunjuk untuk membuat catatan
perkembangan. Penulisan diagnose keperawatan dan perintah/program keperawatan
pada dokumentasi rencana tindakan keperawatan dan evaluasi pasien untuk setiap
diagnose keperawatan.
8.
Hubungkan pada tiap-tiap diagnose keperawatan
bila merujuk dan memberikan laporan perubahan.
9.
Setiap pergantian jaga perawat, gunakan diagnose
keperawatan sebagai pedoman untuk pengkajian, tindakan dan evaluasi.
10. Catat
bahan perawatan adalah dasar untuk pertimbangan dari langkah-langkah proses
keperawatan.
11. Pencatatan
semua diagnose keperawatan harus merepleksikan dimensi dalam masalah yang
berorientasi pada system pencatatan perawat. Satu contoh dari sebuah daftar
dengan 3 diagnosa keperawatan disediakn tabel.
12. Suatu
agenda atau pencatatan mungkin memerlukan untuk membuat diagnose keperawatan
dan system pencatatan yang relevan.
I. Perbedaan
Diagnose Medis Dengan Diagnosa Keperawatan
Beberapa
perbedaan antara diagnosa keperawatan dengan diagnosa medis dibawah ini:
Diagnosa keperawatan :
- Berfokus pada respons atau reaksi klien terhadap penyakitnya.
- Berorientasi pada kebutuhan individu,bio-psiko-sosio-spiritual.
- Berubah sesuai dengan perubahan respons klien.
- Mengarah kepada fungsi mandiri perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan dan evaluasi.
- Berfokus pada respons atau reaksi klien terhadap penyakitnya.
- Berorientasi pada kebutuhan individu,bio-psiko-sosio-spiritual.
- Berubah sesuai dengan perubahan respons klien.
- Mengarah kepada fungsi mandiri perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan dan evaluasi.
Diagnosa Medis:
-Berfokus pada faktor-faktor yang bersifat pengobatan dan penyembuhan penyakit.
-Berorientasi kepada keadaan patologis
-Cenderung tetap, mulai dari sakit sampai sembuh.
-Mengarah kepada tindakan medik yang sebahagian besar dikolaborasikan kepada perawat.
-Berfokus pada faktor-faktor yang bersifat pengobatan dan penyembuhan penyakit.
-Berorientasi kepada keadaan patologis
-Cenderung tetap, mulai dari sakit sampai sembuh.
-Mengarah kepada tindakan medik yang sebahagian besar dikolaborasikan kepada perawat.
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Sebagai
bukti ukuran pencatatan perawat pernyataan diagnose keperawatan hanya
mengidentifikasi masalah actual atau potensial penyebab maupun tanda dan
gejala-gejala sebagai indikasi perlu untuk pelayanan perawatan, contoh:
1.
Proses dan pencatatan diagnose keperawatan dalam
rencana di dalam catatan perkembangan.
2.
Pemakaian dari format PE untuk tiap masalah
potensial.
3.
Pengkajian data pada dokumen, semua faktor mayor
untuk tiap diagnose, bila kita keluar dari itu, faktor minor adalah juga data
pelengkap.
4.
Dokumen dari pengkajian atau mengikuti diagnose
keperawatan yang tepat.
5.
Ulangi data salah satu informasi pengkajian
perawatan, sebagai perawat professional dari kerjasama dengan staf pembuat
diagnose.
Daftar
Pustaka
Nursalam.
2001. Proses & Dokumentasi
Keperawatan Konsep dan Praktik. Jakarta: Salemba Medika.
Carpenito,
L.J. (2000) Nursing Diagnosis. Application to Clinical Practice. 8th
ed. Lippincott. Philadelphia
Fisbach,
F.T (1991). Documenting Care. F.A. Davis Company. Philadelphia
PPNI
(2000). Rancangan Standar Keperawatan. PPNI. Jakarta
Depkes
R.I. (1995). Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan di Rumah
Sakit. Cet. Ke-1. Dirjen Depkes. Jakarta
NANDA,
M (1994). Nursing Diagnosis: Process and Application. 3rd ed.
McGraw-Hill. New York.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar