Minggu, 23 September 2012


MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN
DISUSUN OLEH :

1. HASLINDA SYAHARUDDIN                       5. ADHE VEBRIYANTI YAHYA
2. HERAWATI                                               6. MASNAWATI RIDUAN
3. HASNIAR                                                 7. EKA KUMALASARI
4. HILDA                                                     8. IGNASIUS



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
PRODI KEPERAWATAN PAREPARE
TAHUN AKADEMIK 2012/2013




KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas makalah Manajemen dan Kepemimpinan ini tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti kata pepatah "tak ada gading yang tak retak", oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
Ucapkan terima kasih kami kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.

Parepare, 19 Sepetember 2012



PENYUSUN







DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………………
BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………………
                        A. Latar Belakang …………………………………………………………………………
                        B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………………
                        C. Tujuan …………………………………………………………………………………
BAB 2 PEMBAHASAN ………………………………………………………………………………………
                        A. Pengertian Manajemen dan Manajemen Keperawatan ………………………………
                        B. Pengertian Pemimpin Dan Kepemimpinan ……………………………………………
                        C. Teori-Teori Manajemen ………………………………………………………………
                        D. Fungsi Manajemen ……………………………………………………………………
BAB 3 PENUTUP ……………………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………………………









BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya manusia dicipatakan memiliki kemampuan yang terbatas, baik fisik, pengetahuan, waktu, dan perhatian sedangkan kebutuhannya tidak terbatas. Usaha untuk memenuhi kebutuhan dan terbatasnya kemampuan dalam melakukan pekerjaan mendorong manusia membagi pekerjaaan, tugas, dan tanggung jawab. Dengan adanya pembagian kerja, tugas,dan tanggung jawab ini maka terbentuklah kerja sama dan keterikatan formal dalam suatu organisasi.
Manajemen dan kepemimpinan erat kaitannya. Seorang pemimpin tentunya harus memiliki manajemen dalam kepemimpinannya. Hubungan ini kemudian membentuk struktur yang secara sistematis bekerja untuk mencapai tujuan. Manajemen dan kepemimpinan selau di rumah tangga, sekolah, rumah sakit, puskesmas, dan yayasan-yayasan karena sangat penting untuk mengatur semua kegitan yang ada diinstansi atau yayasan tersebut. Manajemen dan kepemimpinan tidak lahir sendiri melainkan memiliki pengertian, teori-teori, serta fungsi.
B. Rumusan Masalah
                        Rumusan masalah yang dapat diangkat antara lain:
1. Apa pengertian manajemen, manajemen keperawatan, pemimpin dan kepemimpinan?
2. Jelaskan teori-teori tentang manajemen dan kepemimpinan!
3. Jelaskan fungsi-fungsi manajemen dan kepemimpinan!
C. Tujuan
                        Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuannya adalah:
1. Memaparkan pengertian-pengertian manajemen, manajemen keperawatan, pemimpin, dan kepemimpinan.
2. Menjelaskan teori-teori tentang manajemen dan kepemimpinan.
3. Menjelaskan fungsi-fungsi manajemen dan kepemimpinan.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen dan Manajemen Keperawatan
                    Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.       (Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan)
Management in general refers to planning, organizing, controlling, staffing, leading, motivating, communicating, and decision making activities performed by any organization in order to coordinate the varied resources of the enterprise so as to bring an efficient creation of some product or service. (Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien.) (Andrew F. Sikula)
Manajemen is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human being and other resources. (Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan penegndalian yang dilakukan untuyk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.) (G.R. Terry)
  Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat. (Gillies, 1989).
 Kita ketahui disini bahwa manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber–sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyrakat.
Prinsip–prinsip yang mendasari manajemen keperawatan adalah :
a.  Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan karena melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang efektif dan terencana.
b.  Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif. Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
c.   Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan keputusan di berbergai tingkat manajerial.
d.    Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian manajer perawat dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan poin utama dari seluruh tujuan keperawatan.
e.    Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.
f.   Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan.
g.   Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan penampilan kerja yang baik.

h.    Manajemen keperawatan menggunakan komunikasin yang efektif. Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan memberikan persamaan pandangan, arah dan pengertian diantara pegawai.
i.   Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat–perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau upaya manajer untuk meningkatkan pengetahuan karyawan.

B. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan
Pemimpin merupakan salah satu intisari manajemen, sumber daya pokok, dan titik sentral dari setiap aktivitas yang terjadi dalam suatu perusahaan. Kreativitas dan dinamika seorang pemimpin dalam menjalankan wewenang kepemimpinannya akan sangat menetukan apakah tujuan perusahaan dapat dicapai atau tidak. Pemimpin yang dinamis dan kreatif maka yang dipimpinnya juga akan semakin dinamis dan sktivitas-aktivitas yang akan dilakukan juga bertambah banyak.
Pemimpin adalah seorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.                 (Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan)
Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasi, mengarahkan, dan mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan. (Robert Tanembaum)
 Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok. (Terry Hoyt)
 Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus. (Young) 
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.

C. Teori-Teori Manajemen
1. Teori Klasik
Teori klasik (tradisional) ini didasarkan pada “teori mesin”. Organisasi diibaratkan sama seperti mesin yang onderdilnya setiap saat dapat diganti dan setiap bagian mempunyai tugas tertentu sesuai fungsinya.
Teori ini sangat memperhatikan pembagian kerja, spesialisasi, dan standar dalam mendesain organisasi, sehingga organisasi yang dibentuk dapat efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. Efisien dan sfektif, artinya agar semua unsure manajemen berdaya guna dan berhasil guna.
Pokok utama dari teori mesin ini adalah konsep spesialisasi tugas, efisiensi hanya dapat dicapai melalui perincian unsur-unsur operasi. Salah satu alat dari teori klasik adalah time and motion study atau studi gerak dan waktu. Dalam hal ini, setiap anggota harus mempunyai tugas dan tanggung jawab yang jelas.

2. Teori Perilaku
Teori perilaku menekankan pentingnya memperhitungkan aspek manusia secara utuh dalam mendesain suatu struktur organisasi. Yang menjadi bahan penelitian utama adalah “tingkah laku manusia” dalam organisasi; penelitinya adalah para ahli psikologi, sosiologi, dan antropologi yang ingin mengetahui faktor-faktor apa yang menbentuk kerja sama manusia dalam mencapau tujuan organisasi.
Teori perilaku menyatakan bahwa suatu organisasi dapat terus ditingkatkan efisiensinya dengan memperlakukan manusia sebagai manusia. Tema pokok pendekatan hubungan manusia ini adalah diversitas motif dan tingkah laku manusia, sehingga lebih merupakan suatu sikap daripada seperangkat kaidah tentang organisasi. Jadi, merupakan peringatan bahwa orang bukanlah mesin dan tidak boleh diperlakukan seperti mesin. Dalam teori ini “koordinasi” hanya dapat dilakukan, jika orang-orang bersedia berkorban dan mau bekerja sama demi tujuan organisasi. Sementara kebutuhan dan nilai manusia, harus diperhitungkan dan diintegrasikan dengan kebutuhan dan nilai-nilai yang ditetapkan oleh sasaran organisasi. Jadi, kerja sama yang saling menguntungkan antara bawahan dengan atasan.

3. Teori Manajemen Ilmiah
Teori ini menggunakan ilmu matematika dan statistika untuk mengembangkan teeorinya. Menurut teori ini, pendekatan kuantitatif merupakan sarana utama dan sangat berguna untuk menjelaskan maslah manajemen.

4. Teori Analisis Sistem
Teori ini memfokuskan pemikiran pada masalah yang berhubungan dengan bidang lain untuk mengembangkan teorinya.

5. Teori Manajemen Berdasarkan Hasil
Teori ini diperkenalkan pertama kali oleh Peter Drucker pada awal 1950-an. Teori ini memfokuskan pada pemikiran hasil-hasil yang dicapai bukannya pada interaksi kegiatan karyawan.

6. Teori Manajemen Mutu
Teori ini memfokuskan pemikiran pada usaha-usaha untuk mencapai kepuasan pelanggan atau konsumen.

D. Fungsi Manajemen
                    Secara ringkas fungsi manajemen adalah sebagai berikut :
a.Perencanaan (planning), perencanaan merupakan :
1. Gambaran apa yang akan dicapai
                    2. Persiapan pencapaian tujuan
                    3. Rumusan suatu persoalan untuk dicapai
                    4. Persiapan tindakan – tindakan
                    5. Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja
                    6. Tiap–tiap organisasi perlu perencanaan
b.Pengorganisasian (organizing), merupakan pengaturan setelah rencana, mengatur dan menentukan apa tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat – alat, keuangan dan fasilitas.
c.Penggerak (actuating), menggerakkan orang – orang agar mau / suka bekerja. Ciptakan suasana bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus dengan kesadaran sendiri, termotivasi secara interval.

d.Pengendalian / pengawasan (controling), merupakan fungsi pengawasan agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan rencana, apakah orang – orangnya, cara dan waktunya tepat. Pengendalian juga berfungsi agar kesalahan dapat segera diperbaiki.
e.Penilaian (evaluasi), merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil – hasil pekerjaan yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian merupakan fase tertentu setelah selesai kegiatan, sebelum, sebagai korektif dan pengobatan ditujukan pada fungsi organik administrasi dan manajemen.
















BAB 3
PENUTUP
Teori manajemen keperawatan berkembang dari teori menajemen umum yng memerintahkan penggunaan sumber daya manusia dan materi secara efektif. Empat elemen besar dari teori manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian, mengarahkan atau memimpin, dan mengendalikan atau pengevaluasian seluruh aktivitas manajemen, kognitif, afektif, dan psikomotor berada dalam satu atau lebih dari fungsi-fungsi utama yang bergerak secara simultan.
Kepercayaan utama dari manajemen keperawatan adalah bahwa fokusnya pada perilaku manusia. Manajer perawat terdidik dalam pengetahuan dan keterampilan tentang perilaku manusia mengelola perawat profesional serta pekerja keperawatan non profesional untuk mencapai tingkat tertinggi dari produktifitas pada pelayanan perawatan pasien.
Manajemen dan kepemimpinan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Seorang pemimpin di dalam memimpin membutuhkan manajemen yang baik untuk mengatur segala aktivitasnya. Manajemen dan kepemimpinan dalam keperawatan memberikan perawat tugas masing-masing untuk dilaksanakan sesuai prosedur.










DAFTAR PUSTAKA
Suarli dan Bahtiar, Yanyan. 2002. Manajemen Keperawatan. Jakarta : Erlangga
Hasibuan, Malayu S.P. 2001.Manajemen Dasar, Pengertian, Dan Masalah. Jakarta: PT Bumi      Aksara
Brown, Montague. 1997. Manajemen Perawatan Kesehatan. Jakarta: EGC
www.google+manajemen dan kepemimpinan.com


Rabu, 12 September 2012

Makalah Dokumentasi Keperawatan


DOKUMENTASI KEPERAWATAN
(DIAGNOSA KEPERAWATAN)
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2 
1. MUHAMMAD NAHARUDDIN                6. AMALIA RAMADHANI AMRAH
2. AHMAD HAMZAH                                       7. HILDA
3. IGNASIUS                                                        8. ALVIYANA.S
4. EKA KUMALASARI                                    9. HARDIANTI
5. HASLINDA SYAHARUDDIN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
PRODI KEPERAWATAN PAREPARE
TAHUN AKADEMIK 2012/2013



KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas makalah Dokumentasi Keperawatan dengan pokok bahasan tentang Diagnosa Keperawatan tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti kata pepatah "tak ada gading yang tak retak", oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
Ucapkan terima kasih kami kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.

Parepare, 10 Sepetember 2012



PENYUSUN








BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
                    Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial (NANDA, 1990). Diagnosa keperawatan memberikan dasar pemilihan intervensi yang menjadi   tanggung gugat perawat. Perumusan diagnosa keperawatan adalah bagaimana diagnosa keperawatan digunakan dalam proses pemecahan masalah. Melalui identifikasi, dapat digambarkan berbagai masalah keperawatan yang membutuhkan asuhan keperawatan. Di samping itu, dengan menentukan atau menyelidiki etiologi masalah, akan dapat dijumpai faktor yang menjadi kendala dan penyebabnya. Dengan menggambarkan tanda dan gejala, akan memperkuat masalah yang ada.
Dokumentasi keperawatan merupakan catatan tentang penilaian klinis dari respons individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan baik aktual maupun potensial.
B. Rumusan Masalah
                        1. Apa yang dimaksud dengan diagnose keperawatan?
                        2. Apa pentingnya pencatatan diagnose keperawatan?
                        3. Apa tujuan pencatatan diagnose keperawatan?
                        4. Jelaskan komponen-komponen rumusan diagnose keperawatan!
                        5. Jelaskan persyaratan diagnose keperawatan!
                        6. Jelaskan prioritas diagnose keperawatan!
7.Jelaskan pengetahuan dan kemampuan perawat yang diperlukan untuk penulisan diagnose keperawatan!
8. Jelasakan metode pencatatan diagnose keperawatan!
9. Apa perbedaan diagnose medis dengan diagnosa keperawatan?
C. Tujuan
                        1. Memaparkan pengertian diagnose keperawatan.
                        2. Menjelaskan pentingnya pencatatan diagnose keperawatan.
                        3. Mengetahui tujuan pencatatan diagnose keperawatan.
                        4. Menjelaskan komponen-komponen rumusan diagnose keperawatan.
                        5. Menjelaskan persyaratan diagnose keperawatan.
                        6. Menjelaskan prioritas diagnose keperawatan.
7. Menjelaskan pengetahuan dan kemampuan perawat yang diperlukan untuk penulisan diagnose keperawatan.
8. Menjelaskan metode pencatatan diagnose keperawatan.
9. Memaparkan perbedaan diagnose medis dengan diagnosa keperawatan.











BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu,  keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status kesehatan klien (Carpenito, 2000; Gordon, 1976 & NANDA).
Diagnosa keperawatan adalah suatu bagian integral dari proses keperawatan. Hal ini merupakan suatu komponen dari langkah-langkah analisa, dimana perawat mengidentifikasi  respon-respon individu terhadap masalah-masalah kesehatan yang aktual dan potensial. Dibeberapa  negara mendiagnosa diidentifikasikan dalam tindakan praktik keperawatan sebagai suatu tanggung jawab legal dari seorang perawat profesional. Diagnosa keperawatan memberikan dasar petunjuk untuk memberikan terapi yang pasti dimana perawat bertanggung jawab di dalamnya ( Kim et al, 1984).
Diagnosa keperawatan, sebagai suatu bagian dari proses keperawatan juga direfleksikan dalam standar praktik ANA. Standar-standar ini memberikan satu dasar luas mengevaluasi praktik dan merefleksikan pengakuan hak-hak manusia yang menerima asuhan keperawatan ( ANA, 1980).
B. Pentingnya Pencatatan Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah tahap proses keperawatan  yang meliputi: mengidentifikasi masalah pasien yang dapat dipecahkan (ditangani, dikurangi atau dirubah melalui intervensi kepeawatan dan manajemen). Diagnose keperawatan memakai pengkajian data sampai label pola respon pada masalah kesehatan. Diagnose keperawatan sendiri adalah sebuah pernyataan singkat dalam pertimbangan perawat menggambarkan respon pasien pada masalah kesehatan actual dan resiko.
Kunci perumusan yang tepat pada diagnose keperawatan adalah memakai proses “pemecahan masalah” meliputi 3 komponen yaitu : PES (Problem, etiologi, sign/symtoma) adalah bermanfaat dalam penyusunan penulisan diagnose keperawatan;
1. identifikasi masalah, gangguan kesehatan atau kebutuhan perawatan
2. penyelidikan dan menentukan penyebab masalah.
                                   3. menentukan tanda dan gejala masalah
P : Problem adalah pernyataan singkat tentang masalah actual atau resiko kesehatan.  Pernyataan yang menyatakan gangguan kesehatan yang dialami pasien yang berhubungan dengan kebutuhan pelayanan keperawatan. Sebuah daftar masalah yang mana perawat berwenang menangani dicantumkan dalam TOXONOMI OF NURSING DIAGNOSES I diterbitkan oleh NANDA. Nanda telah menggolongkan dan merumuskan standar lebel diagnose, defenisi karakteristik, intervensinya.
E: Etiologi merupakan ungkapan singkat yang menunjukkan kemungkinan penyebab atau faktor resiko pada masalah actual atau masalah resiko pasien. Ini termasuk masalah biopsikososial spiritual cultural atau pengaruh lingkungan yang menyebabkan timbulnya masalah. Analisa pengkajian data untuk setiap perawat menentukan rumusan faktor penyebab timbulnya masalah.
S: Sign dan symptom (tanda dan gejala) merupakan pernyataan khusus tentang perilaku reaksi pasien yang sesuai dengan keadaan pasien terhadap masalah tindakan keperawatan atau manajemennya. Sign dan symptom merupakan data subyektif dan obyektif yang dikumpulkan selama proses pengkajian.
C. Tujuan Pencatatan Diagnosa Keperawatan
Maksud pencatatan diagnose keperawatan:
1.Menyampaikan masalah pasien dalam istilah-istilah yang dapat dimengerti untuk semua perawat.
2.Mengenali masalah-masalah pasien yang utama pada pengkajian data.
3.Mengenali perkembangan tindakan keperawatan.
Tipe Diagnosa Keperawatan :
Diagnosa keperawatan adalah struktur dan proses. Struktur diagnosa keperawatan komponennya tergantung pada tipenya, antara lain:
a.Diagnosa Keperawatan Aktual (Actual Nursing Diagnoses),
Diagnosa keperawatan aktual menyajikan keadaan yang secara klinis telah divalidasi melalui batasan karakteristik mayor yang dapat diidentifikasi. Tipe dari diagnosa keperawatan ini mempunyai empat komponen yaitu label, definisi, batasan karakteristik, dan faktor-faktor yang berhubungan (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).
b.Diagnosa Keperawatan Risiko dan Risiko Tinggi (Risk and High-Risk Nursing Diagnoses), adalah keputusan klinis bahwa individu, keluarga dan masyarakat sangat rentan untuk mengalami masalah bila tidak diantisipasi oleh tenaga keperawatan, dibanding yang lain pada situasi yang sama atau hampir sama (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).
c.Diagnosa Keperawatan Kemungkinan (Possible Nursing Diagnoses), adalah pernyataan tentang masalah-masalah yang diduga masih memerlukan data tambahan. Namun banyak perawat-perawat telah diperkenalkan untuk menghindari sesuatu yang bersifat sementara dan NANDA tidak mengeluarkan diagnosa keperawatan untuk jenis ini (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).
d.Diagnosa Keperawatan Sejahtera (Wellness Nursing Diagnoses), adalah ketentuan klinis mengenai individu, keluarga dan masyarakat dalam transisi dari tingkat kesehatan khusus ketingkat kesehatan yang lebih baik. Pernyataan diagnostik untuk diagnosa keperawatan sejahtera merupakan bagian dari pernyataan yang berisikan hanya sebuah label. Label ini dimulai dengan “Potensial terhadap peningkatan…….”, diikuti tingkat sejahtera yang lebih tinggi yang dikehendaki oleh individu atau keluarga, misal “Potensial terhadap peningkatan proses keluarga” (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).
e.Diagnosa Keperawatan Sindroma (Syndrome Nursing Diagnoses), terdiri dari sekelompok diagnosa keperawatan aktual atau risiko tinggi yang diduga akan tampak karena suatu kejadian atau situasi tertentu. NANDA telah menyetujui dua diagnosa keperawatan sindrom yaitu “Sindrom trauma perkosaan” dan “Risiko terhadap sindrom disuse” (Carpenito, 1997).
D. Komponen-Komponen Rumusan Diagnosa Keperawatan
Secara umum diagnosa keperawatan yang lazim dipergunakan oleh perawat di Indonesia adalah diagnosa keperawatan aktual dan diagnosa keperawatan risiko atau risiko tinggi yang dalam perumusannya menggunakan tiga komponen utama dengan merujuk pada hasil analisa data, meliputi: problem (masalah), etiologi (penyebab), dan sign/symptom (tanda/ gejala).
Problem (masalah), adalah gambaran keadaan klien dimana tindakan keperawatan dapat diberikan karena adanya kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya tidak terjadi.
Etiologi (penyebab), adalah keadaan yang menunjukkan penyebab terjadinya problem (masalah).
Sign/symptom (tanda/ gejala), adalah ciri, tanda atau gejala relevan yang muncul sebagai akibat adanya masalah.
Dalam perumusannya sebuah diagnosa keperawatan dapat menggunakan 3 komponen atau 2 komponen yang sangat tergantung kepada tipe dari diagnosa keperawatan itu sendiri. Secara singkat rumusan diagnosa keperawatan dapat disajikan dalam rumus sebagai berikut:
Diagnosa keperawatan aktual:
Contoh: Nyeri kepala akut (Problem) berhubungan dengan peningkatan tekanan dan iritasi vaskuler serebral (Etiologi) ditandai oleh, mengeluh nyeri kepala, sulit beristirahat, skala nyeri: 8, wajah tampak menahan nyeri, klien gelisah, keadaan umum lemah, adanya luka robek akibat trauma pada kepala bagian atas, nadi: 90 X/ m (Sign/Simptom).
Diagnosa keperawatan risiko/ risiko tinggi:
Contoh: Risiko infeksi (Problem) berhubungan dengan adanya luka trauma jaringan (Etiologi)
Pada diagnosa risiko, tanda/gejala sering tidak dijumpai hal ini disebabkan kerena masalah belum terjadi, tetapi mempunyai risiko untuk terjadi apabila tidak mendapatkan intervensi atau pencegahan dini yang dilakukan oleh perawat.
Contoh lain penulisan diagnose keperawatan dengan problem dan etiologi :
(1) Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan intubasi dan sedasi.
a.       sifat: gangguan
b.       Masalah: komunikasi verbal
c.       Kata penghubung: sehubungan dengan
d.       Faktor penyebab: intubasi dan sedasi
(2) potensial terjadinya hipertermi berhubungan dengan dehidrasi:
a.       Sifat: resiko/resiko tinggi
b.       Masalah: hipertensi
c.       Kata penghubung: sehubungan dengan
d.       Faktor penyebab: dehidrasi
(3) kecemasan yang mendadak berhubungan dengan ketidaktahuan penyebab.
a.       Sifat: mendadak
b.       Masalah: kecemasan
c.       Kata penghubung: berhubungn dengan
d.       Faktor penyebab: ketidaktahuan
Pada contoh di atas, dua situasi yang sering terjadi digambarkan pada contoh nomor 1, satu atau lebih faktor penyebab disebutkan pada contoh nomor 3, penyebabnya adalah ketidaktahuan. Dalam kasus pertama, kunci penyebab ditulis singkat kemudian penyebab gangguan komunikasi verbal dengan mudah dan lengkap diketahui oleh orang lain. Pada situasi masalah yang ketiga ditulis tanpa etiologi. Krenanya hanya perawat akan menyokong observasi mereka kemudian menggambarkan penyebab itu.
Di dalam pendokumentasian  diagnose keperawatan biasanya hanya ditulis masalah dan penyebab. System pendokumentasian membolehkan tanda dan gejala untuk dicatat pada bagian dari catatan keperawatan. Perawat harus menunjukkan hubungan antara pengkajian data diagnose keperawatan. Pada contoh di bawah tanda dan gejala dicatat di dalam data subyektif dan obyektif catatan perawat. Karena itu analisa menunjuk pada diagnose keperawatan.
Data S: Keadaan tidak makan dan minum selama 48 jam, muntah terus menerus selama 24 jam, melaporkan demam.
Data O: temperature per oral mencapai 102’F, emesis 2x, kulit kering, membrane mukosa pucat.
Masalah: akut hipertermi sehubungan dengan emesis dan kurangnya intake oral.
Hanya masalah kesehatan actual dan resiko dicatat pada catatan keperawatan atau catatan perkembangan. Sebab mereka menggambarkan diagnose yang memerlukan tindakan keperawatan spesifik. Masalah kemungkinan boleh dicatat pada rencana tindakan jika perawat ingin melimpahkan pada staf lain untuk mengobservasi tanda-tanda dan gejala tambahan.
E. Persyaratan Diagnosa Keperawatan
Persyaratan diagnose keperawatan meliputi:
1. Perumusan harus jelas dan singkat berdasarkan respon klien terhadap situasi atau keadaan kesehatan yang sedang dihadapi.
2. Spesifik dan akurat.
3. Merupakan pernyataan dari: P(Problem) + E(Etiologi) + S(Sign/Simptom) atau P(Problem) + E(Etiologi).
4. Memberikan arahan pada rencana asuhan keperawatan.
5. Dapat dilaksanakan intervensi keperawatan oleh perawat.
F. Prioritas Diagnosa Keperawatan
Menyusun prioritas sebuah diagnosa keperawatan hendaknya diurutkan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan utama klien, dengan kategori:
1).Berdasarkan tingkat          Kegawatan
a.Keadaan       yang    mengancam    kehidupan.
b.Keadaan       yang    tidak    gawat  dan      tidak    mengancam    kehidupan.
c.Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.
2).Berdasarkan Kebutuhan maslow,yaitu Kebutuhan fisiologis,kebutuhan keamanan dan keselamatan,kebutuhan mencintai dan dicintai,kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi  diri.
3). Berdasarkan sarana/sumber yang tersedia.
G. Pengetahuan dan Kemampuan Perawat yang Diperlukan untuk Penulisan Diagnose Keperawatan
Kemampuan menyusun diagnosa, menggunakan keseluruhan proses pengkajian memberikan dasar untuk perumusan diagnose perawatan. Selain itu, banyak buku-buku pedoman pada topic ini (Gordon 1987, Daenges and moorhous 1988, km,mc farland and Mclane 1987, carpentio 1989). Diagnosa keperawatan menggunakan struktur PES hubungan pertimbangan perawat tentang masalah klien dan sesuai kebutuhan pelayanan keperawatan dengan data yang membantu keputusan. Perawat membutuhkan pengalaman di dalam menggunakan catatan yang luas pada kemungkinan diagnose keperawatan.
Di dalam tambahan untuk mengetahui istilah, perawat juga membutuhkan pengetahuan tentang definisi karakteristik yang mendukung setiap istilah diagnose. Definisi karakteristik terdiri elemen data subyektif dan obyektif, di kelompokkan bersama untuk contoh-contoh nyata yang dapat di diagnose dan di obati. Definisi karakteristik mayor adalah elemen data yang harus selalu ada untuk suatu table diagnose yang di gunakan. Karakteristik minor adalah elemen data yang biasanya, tetaoi tidak selalu ada. Konsep ini di ilustrasikan dalam contoh berikut :
HIPERTERMI :
-          Kriteria mayor : suhu oral 37°c, suhu rectal 38°c.
-          Kriteria minor : kulit kemerahan, terasa panas, nafas cepat, kejang, mengngigil, dehidrasi, lemah, lesu, kuran nafsu makan, bingung.
GANGGUAN KOMUNIKASI VERBAL
-          Kriteria mayor : tidak tepatnya pembicaraan, kemampuan berbicara, tidak ada tanggapan ketika bicara.
-          Kriteria minor : tidak berbicara dengan jelas, tidak dapat berbicara, bingung.

Pandangan pengetahuan dan kecakapan menganalisa, perawat harus juga dapat mendeteksi efek dari atau interaksi antara faktor penyabab dari status penyakit dan status kesehatan penderita.Pengetahuan mengenai bidang biopsikososial dan spiritual sangat mempengaruhi status kesehatan penderita adalah hal yang sangat utama. Perawat harus mengidentifikasi diagnose keperawatan dan kumpulan gejala baik actual maupun potensial dari suatu penyakit. Diagnosa keperawatan bukan diagnose penyakit dalam rumah sakit. Keadaan abnormal adalah kumpulan dari gejala-gejala fisik.
Diagnosa keperawatan sejalan dengan diagnose medis sebab dapat mengumpulkan gejala dari keadaan penyakit. Contoh perbedaan diagnose keperawatan dan diagnose medis :
-          Diagnosa medis : gagal jantung bawaan
-          Diagnosa keperawatan :  - ketakutan berhubungan dengan ketidakmampuan bernafas
-gangguan pertukaran udara berhubungan dengan masalah pernafasan
Kelebihan volume cairan sehubungan dengan kelebihan cairan dan pemasukan sodium.
Tindakan medis hanya berdasarkan gejala-gejala dari suatu penyakit. Pengobatan pemenuhan volume cairan pada masa ini, maka akan di berikan terapi yang meningkatkan kerja jantung. Tindakan keperawatan yaitu memonitor pemasukan dan pengeluaran cairan dari pemberian terapi itu, posisi di anggap pasien baik untuk bernafas, mencatat setiap hari dari hasil pengukuran masalah kelebihan cairan dan pemberian terapi dalam hal ini adalah salah satu contoh diagnose dan tindakan kolaborasi.
H. Metode Pencatatan Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah rencana tindakan untuk mengenal dan memprioritaskan dari pelayanan perawatan, kecenderungan dan tanggapan dari pasien dan pengaruh tindakan keperawatan terhadapnya.
Jika mungkin dalam mengisi catatan keperawatan harus juga tertera dalam diagnose keperawatan. Jadi dalam hal ini pencatatan diagnose keperawatan sebagai daftar yang di imuti dengan catatan. Ketika dokumentasi keperawatan akan di mulai dari catatan keperawatan, informasi tersebut mungkin berubah-ubah dapat di kembalikan lagi pada pengkajan data; bagian kecil pelaksanaan tindakan keperawatan pada keputusan meringankan diagnose atau evaluasi reaksi pasien (pandangan efektif dari tindakan perawatan). Jadi, diagnose keperawatan adalah mempersatukan bagian dari seluruh proses perawatan.


PETUNJUK UNTUK PENULISAN DIAGNOSA
1.      Pemakaian PE dan PES (problem, etiologi, sign/symptom) untuk format diagnose actual, kecuali ketika petugas yang berbeda mengambil tindakan segera (untuk contoh, tanda dan gejala pencatatan sebelumnya atau sesudah diagnose).
a.       Yakinkan masalah penyebab utama dalam diagnose sejalan dengan etiologi.
1)     Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dn muntah.
2)     Kekurangan akan penambahan pemasukan nutrisi untuk kebutuhan bedrest (memperhatikan masalah tidak harus menurut kebutuhan).
b.       Tulis pernyataan supaya permaslahan dan etiologi menunjukkan spesifik dan hasil yang berbeda. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan penekanan pada alokalisasi. Gangguan komunikasi, contohnya pasien CVA, tidak bisa berbicara.
c.       Jika penyebab tidak dapat ditentukan, menentukan problem dan dokumentasi yang tak dikenal etiologinya maka diagnosa keperawatan boleh dituliskan pernyataan komunikasi verbal untuk pasien yang tak diketahui etiologinya.
2.      Catat diagnose keperawatan potensial dalam sebuah problem/format etiologi.
3.      Pemakaian terminology tetap dengan diagnose keperawatan dari karangan NANDA. Sehubungan dengan (diantara problem dan etiologi) dan dibanding dengan (diantara etiologi, sign dan symptom) tergantung bahasa, jika masalah pasien tidak selesai menurut NANDA. Pernyataan sebuah diagnose boleh ditulis ringkas berisi permasalahan. Identifikasi kemungkinan etiologi dan observasi tanda dan gejala dari diagnose keperawatan.
4.      Merujuk pada daftar yang dapat diterima, bentuk diagnose keperawatan untuk catatan standar dalam saku atau ringkasan.
5.      Mulai pernyataan diagnose dengan mengubah redaksinya ke dalam suatu keadaan diagnose keperawatan.
6.      Pastikan ada mayor dan penunjang data minor karakteristik pendefenisian diperoleh dokumentasi bagian pengkajian pasien untuk menegakkan diagnose keperawatan.
7.      Pernyataan awal dalam perencanaan keperawatan didaftar masalah dan nama dokumentasi dalam catatan perawatan. Pemakaian masing-masing diagnose keperawatan sebagai petunjuk untuk membuat catatan perkembangan. Penulisan diagnose keperawatan dan perintah/program keperawatan pada dokumentasi rencana tindakan keperawatan dan evaluasi pasien untuk setiap diagnose keperawatan.
8.      Hubungkan pada tiap-tiap diagnose keperawatan bila merujuk dan memberikan laporan perubahan.
9.      Setiap pergantian jaga perawat, gunakan diagnose keperawatan sebagai pedoman untuk pengkajian, tindakan dan evaluasi.
10.  Catat bahan perawatan adalah dasar untuk pertimbangan dari langkah-langkah proses keperawatan.
11.  Pencatatan semua diagnose keperawatan harus merepleksikan dimensi dalam masalah yang berorientasi pada system pencatatan perawat. Satu contoh dari sebuah daftar dengan 3 diagnosa keperawatan disediakn tabel.
12.  Suatu agenda atau pencatatan mungkin memerlukan untuk membuat diagnose keperawatan dan system pencatatan yang relevan.

I. Perbedaan Diagnose Medis Dengan Diagnosa Keperawatan
Beberapa perbedaan antara diagnosa keperawatan dengan diagnosa medis dibawah ini:
Diagnosa     keperawatan         :
- Berfokus       pada respons atau reaksi klien terhadap penyakitnya.
- Berorientasi  pada    kebutuhan      individu,bio-psiko-sosio-spiritual.
- Berubah       sesuai  dengan            perubahan      respons           klien.
- Mengarah kepada fungsi mandiri perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan dan evaluasi.
Diagnosa     Medis:
-Berfokus pada faktor-faktor yang bersifat pengobatan dan penyembuhan penyakit.
-Berorientasi   kepada                        keadaan          patologis
-Cenderung    tetap,   mulai   dari      sakit    sampai            sembuh.
-Mengarah kepada tindakan medik yang sebahagian besar dikolaborasikan kepada perawat.










BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
                   Sebagai bukti ukuran pencatatan perawat pernyataan diagnose keperawatan hanya mengidentifikasi masalah actual atau potensial penyebab maupun tanda dan gejala-gejala sebagai indikasi perlu untuk pelayanan perawatan, contoh:
1.      Proses dan pencatatan diagnose keperawatan dalam rencana di dalam catatan perkembangan.
2.      Pemakaian dari format PE untuk tiap masalah potensial.
3.      Pengkajian data pada dokumen, semua faktor mayor untuk tiap diagnose, bila kita keluar dari itu, faktor minor adalah juga data pelengkap.
4.      Dokumen dari pengkajian atau mengikuti diagnose keperawatan yang tepat.
5.      Ulangi data salah satu informasi pengkajian perawatan, sebagai perawat professional dari kerjasama dengan staf pembuat diagnose.









Daftar Pustaka
Nursalam. 2001. Proses & Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik. Jakarta: Salemba Medika.
Carpenito, L.J. (2000) Nursing Diagnosis. Application to Clinical Practice. 8th ed. Lippincott. Philadelphia
Fisbach, F.T (1991). Documenting Care. F.A. Davis Company. Philadelphia
PPNI (2000). Rancangan Standar Keperawatan. PPNI. Jakarta
Depkes R.I. (1995). Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit. Cet. Ke-1. Dirjen Depkes. Jakarta
NANDA, M (1994). Nursing Diagnosis: Process and Application. 3rd ed. McGraw-Hill. New York.